Kamis, 29 Mei 2014

RESUME isu dalam analisis perbandingan laporan keuangan



BEBERAPA ISU DALAM ANALISIS
PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN


Analisis berdasarkan laporan keuangan yang melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada periode-periodde sebelimnya.

  •   Laporan Keuangan Yang Disesuaikan Kembali

Ada beberapa situasi dimana perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali laporan keuangan periode yang lalu :

  1. Jika perusahaan pada periode sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu, maka pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan laba atau rugi yang diharapkan yang disebabkann pelepasan lini bisnis yang akan dihentikan tersebut.
  2. Jika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam transaksi yang masuk pada kategori pooling of interests, maka laporan keuangan lama (periode lalu) harus menyesuaikan laporan keuangan yang baru seperti kalau kedua perusahaan teesebut bergabung sejak dulu.
  3. 3. Perubahan-perubahan prinsip akuntansi (misal , perubahan dari LIFO menjadi  FIFO) mengharuskan perusahaan menyesuaikan kembali laporan keuangan masa lalunya supaya mencerminkan prinsip yang baru tersebut.

  •  Perbedaan Klasifikasi Rekening (Akun)

Seringkali perusahaan melakukan klasifikasi item-item atau rekening dalam laporan keuangan berbeda satu sama lain.sebagai contoh, barangkali suatu perusahaan melaporkan biaya depresiasi dan amortisasisecara terpisah, perusahaan lain mengalokasikan biaya tersebut ke harga pokok penjualan.
  • Perbedaan Prinsip-Prinsip Akuntansi

Sumber lain yang menyebabakan data berbeda satu sama lain adalah penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda.dalam batasan yang telah ditentukan prinsip akuntansi, perusahaan masih mempunyai beberapa alternatif  penggunaan metode atau prinsip akuntansi yang di pakai uuntuk pelaporan keuangan.

  •   Perbedaan Penanggalan Laporan Keuangan

Meskipun kebanyakan laporan keuanganmenggunakan Desesmber sebagai akhir periode, tetapi ada pula [erusahaan yang menggunakan penanggalan akhir periode bulan yang lain.pilihan ini  semakin populer apabila perusahaan ingin menyesuaikan laporan keuangannya dengan siklus musiman bisnis.

  • Perbandingan Dengan Data Historis dan Perbandingan Dengan Perusahaan Lain.

Rasio-rasio atau data-data keuangan yang telah dihitung untuk suatu perusahaan bisa dibandingkan dengan data masa lalu dan juga dengan data keungan perusahaan lain agar diperolehinterpretasi yang lebih baik.

Dalam analisis semacam itu analisis itu analisis harus memperhatikan faktor-faktor  yang akan berpengaruh besar  terhadap peerilaku data, dan bisa menjadi dasar interpretasi keuangan perusahaan.contoh

  1. Perubahan lini produk yang signifikan, misal melalui akuisisi atau penjualan anak perusahaan. Kejadian semacam ini tentu akan mempengaruhi trendata keuangan dan akan mempengaruhi analisis perbandingan dengan data masa lalu.
  2. Perubahan prinsip dan metode akuntansi. Perubahan ini akan mempengaruhi  data time series.

  •  BEBERAPA METODE AKUNTANSI (CONTOH)

  1.  Pengakuan Pendapatan  kontrak jangka panjang : persentase penyelesaian  (percentage of completion), kontrak selesai (completed‑contract)
2. Asumsi Aliran Persediaan :  FIFO (First In First Out), LIFO (Last In First Out), Rata‑rata tertimbang

3.  Investasi Pada Surat Berharga            : Historical cost (Acquisition cost), Lower Cost Or Market, Equity

4.  Depresiasi        : Garis Lurus, Declining Balance (Metode dipercepat), Sum‑of‑the‑years’‑digit

5.   Lease   :  operating lease, capital lease
6. Akuisisi           : pembelian, pooling of interest



  •   Rangkuman

Dalam analisis perbandingan laporan keuangan, ada beberapa isu yang harus diperhatikan agar perbandingan bisa lebih konsisten.

  1. Laporan keuangan yang disesuaikan
  2. Perbedaan klasifikasi rekening
  3. Perbedaan prinsip-prinsip akuntansi
  4. Perbedaan penanggalan laporan keuangan, dan
  5. Perbandingan dengna data historis dan perusahaan lain

*Tujuan penyesuaian ini dilakukan agar perbandingan menjadi lebih konsisten. Apabila tidak ada informasi yang cukup sehingga penyesuaian hanya bisa dilakukan dengan membuat asumsi yang tidak realistis, maka penyesuaian barangkali tidak perlu dilakukan.






iwanmulyanaikopin.files.wordpress.com/2012/01/bab5.ppt

Senin, 19 Mei 2014

RESUME pengertian Rasio solvabilitas,profitabilitas,rentabilitas,dan rasio pasar



Pengertian Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.

Suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutanghutang nya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvable.

Syafri (2008:303) menyatakan bahwa Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewjiban jangka panjangnya/ kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi.
Jenis-jenis Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas antara lain :
1. Rasio hutang modal / Debt to Equity Ratio
Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga rasio leverage.

Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Wahyono, 2002:12).

Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain) (Riyanto, 2008:22).

Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada.

Rasio hutang modal dihitung dengan formula:
debt to equity ratio=total hutang / modal (equity)
Rasio Hutang Modal

Menurut Syafri (2008:303) semakin kecil rasio hutang modal  maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.
2. Total Asets to Total Debt Ratio/ Debt Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Menurut Sawir (2008:13) debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.

Rasio ini dihitung dengan rumus:
Debt Ratio=total hutang / total aktiva

Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi.

Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial perusahaan mengembalikan pinjaman juga semakin kecil.
3. Times Interest Earned
Time interest earned merupakan perbandinganantara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang.

Sawir (2008:14) mengatakan bahwa: Rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.

Time Interest Earned dapat dihitung dengan rumus:

Time Interest Earned=laba bersih sebelum bunga dan pajak / beban bunga

Jadi rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, untuk melunasi seluruh hutangnya yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Dengan demikian rasio solvabilitas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.


Pengertian Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).
Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Rasio yang termasuk rasio profitabilitas antara lain:
1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).

Gross profit margin dihitung dengan formula:

Gross Profit Margin= penjualan - harga pokok penjualan / pernjualan

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net profit margin dihitung dengan rumus:

Net Profit Margin= Laba bersih setelah pajak / penjualan

3. Rentabilitas Ekonomi/ daya laba besar/ basic earning power
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.

Rentabilitas ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).

Rentabilitas Ekonomi dihitung dengan rumus:
Rentabilitas Ekonomi= laba bersih sebelum pajak / total aktiva


Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit margin dengan asset turnover. Rendahnya Rentabilitas Ekonomi tergantung dari (Sawir, 2009:19):
  • Asset Turnover 
  • Operating Provit Margin 
Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan penjualan. Operating profit margin merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin, 2009:61).

Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban- kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Apabila semakin tinggi operatig profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.

Operating profit margin dihitung sebagai berikut:
Operating Profit Margin= laba bersih sebelum pajak / penjualan

4. Return on Investment
Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).

Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).

Return on Investment dihitung dengan rumus:

Return on Investment= laba bersih setelah pajak / total aktiva

Atau dapat juga dihitung dengan: ROI = Net profit margin x Assets turn over
5. Return on Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).

Return on equity adalah  rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20).  ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.

Return on equity dapat dihitung dengan formula:
Return on Equity= laba bersih setelah pajak / ekuitas

6. Earning per share (EPS)
Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba (Syafri, 2008:306).

Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per shareEarning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.

Earning per share dihitung dengan rumus:
Earning per share= laba bersih setelah pajak - deviden saham preferen / jumlah saham biasa yang beredar


RASIO PASAR
Pada umumnya rasio keungan terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas, dan rasio profitibilitas. Namun rasio keuangan yang akan digunakan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan PT Kedawung Setia Industrial Tbk ini adalah rasio pasar.
Rasio ini merupakan indicator untuk mengukur mahal murahnya suatu saham, ukuran prestasi perusahaan yang dipaling lengkap bagi para pemegang saham, serta dapat membantu investor dalam mencari saham yang memiliki potensi keuntungan dividen yang bessar sebelum melakukan penaman modal berupa saham. Namun rasio pasar tidak mempunyai ukuran yang menunjukan tingkat efesiensi rasio serta tidak dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan jika dilihat berdasarkan harga saham maupun jika dipergunakan oleh pihak manajemen perusahaan.
Rasio pasar merupakan sekumpulan rasio yang nghubungkan harga saham dengan laba dan nilai buku per saham. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang (Moeljadi, 2006:75).
Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi disbanding dengan nilai buku saham (Sutrisno, 2003:256).
Menurut Hanafi (2004:43). Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan rasio ini. Rasio modal saham atau rasio pasar terdiri dari:
1. Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share)
Menurut Alwi (2003:77), Earning Per Share (EPS) biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajmeen. EPS menunjukan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari seti lembar saham. Semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan yang diterima pemegang saham.
Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran deviden dan kenaikan harga saham di masa mendatang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS hanya dihitung untuk saham biasa (Prastowo, 2005:93).
EPS=
Laba Bersih - deviden saham istemewa /
Rata-rata tertimbang jumlah lembar saham biasa yang beredar
2. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio)
Menurut Moeljadi (2006:75), Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa banyak investor bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan.
Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilakan laba di masa yang akan datang. Kesedian para investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tingi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah pula (Prastowo 2005:96)
PER=
Harga pasar per lembar saham /
X
1 Kali
Pendapatan per lembar saham





3. Rasio Pasar Per Buku (Market To Book Value Ratio)
Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan wealth (kekayaan) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (Husnan, 2006:76)
Menurut prastowo (2005:99),jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial. Bila seorang investor pesimistik atau prospek suatu saham, banyak saham dijual pada harga di bawah nilai bukunya. Sebaliknya jika investor optimistic maka saham dijual dengan harga di atas nilai bukunya.
MBV =
Harga pasar per saham /
X
1 Kali
Nilai buku per saham
Book value per share (nilai buku per saham) dihitung dengan membagi ekuitas saham biasa dengan jumlah saham yang berdedar (Moeljadi, 2006:75)
4. Rasio Pendapatan Deviden (Dividend Yield Ratio)
Dividend Yield adalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan harga saham sekarang (Jones, 2004:41). Dividend yield dinyatakan dalam bentuk persentase yang merupakan salah satu komponen dari total return (Total Return = Yield + Price Change).
 Dividen yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi, yang berarti pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan macam ini akan cenderung lebih rendah (Hanafi, 2004:43)
DY =
Dividen per lembar saham /
X
100%
Harga per lembar saham

5. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)
Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan (Hanafi, 2004:44)
Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai raio yang tinggi. Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen perusahaan. Menurut Alwi (2003:78), semakin besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil pertumbuhan pendapatan perusahaan.
DPR=
Dividen per lembar saham /
X
100%
Pendapatan per lembar saham



MENGEVALUASI DAN MENGEMBANGKAN USAHA
MODUL 4.1. EVALUASI USAHA DENGAN RASIO LIKUIDITAS, RENTABILITAS, SOLVABILITAS
Materi Pembelajaran : Rasio Keuangan

Untuk menganalisa keuangan suatu perusahaan selalu memerlukan berbagai laporan keuangan, terutama Neraca dan Laporan Laba-Rugi.
  • Apa yang dimaksud dengan Neraca ? yaitu laporan keuangan berisi aktiva, kewajiban ( hutang ) dan ekuitas pemilik ( modal ) pada suatu waktu tertentu.
  • Apa yang dimaksud Laporan Laba Rugi ? yaitu laporan keuangan berisi ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan pada suatu waktu tertentu

Jadi apa Rasio Keuangan itu ? Rasio keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Perhitungan Rasio keuangan dapat menggunakan Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas. Perhitungan rasio-rasio tersebut untuk memperoleh perbandingan yang lebih berguna untuk memberikan gambaran realitas tentang kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Rasio-rasio keuangan tersebut tidak dapat berdiri sendiri, rasio tersebut harus dianalisis menurut dasar perbandingan. Perbandingan dapat dilakukan dengan perusahaan sejenis atau standar industri yang berlaku.
Perbandingan bisa bersifat historis ( masa lalu ) atau analisis masa depan berdasarkan proyeksi laporan keuangan.
Analisis dapat dilakukan dengan analisis persentase maupun analisis indeks
  • Dalam analisis persentase , perkiraan laporan Laba-Rugi sebagai persentase dari penjualan bersih
  • Dalam analisi indeks, perkiraan neraca dan Laba Rugi sebagai indeks relatif terhadap tahun dasar awal
Mari kita bahas satu persatu rasio-rasio Likuiditas, Rentabilitas dan Solvabilitas

1. Likuiditas Perusahaan 

Apa kegunaan Rasio Likuiditas ?
Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi Kewajiban Lancarnya dengan Aktiva Lancar.
Sebuah perusahaan dapat dikatakan "Likuid" atau sesuai dengan standar Likuiditas perusahaan, jika mampu membayar semua kewajiban Jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya.
Bagaimana jika perusahaan tidak mampu ? maka perusahaan dikatakan "ilikuid"
Secara umum terdapat dua macam  LIkuiditas, yaitu Likuiditas Badan Usaha dan Likuiditas Perusahaan
  • Disebut Likuiditas Badan Usaha , apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban dengan pihak kreditur atau pihak luar
  • Disebut Likuiditas Perusahaan, apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban finansial untuk menyelenggarakan proses produksi.
Sekarang mari kita mempelajari cara menghitung Rasio Likuiditas, yaitu dengan Current Ratio dan Acid/Quick Ratio.
  • Current Ratio, yaitu perbandingan jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Gunanya untuk mengetahui kemampuaan perusahaan membayar hutang lancarnya. Perusahaan yang bukan perusahaan kredit, bila perbandingan current rationya kurang dari 2:1, maka dianggap kurang baik. Kenapa ? sebab bila aktiva lancarnya mengalami penurunan maka jumlah aktiva nya tidak cukup untuk menutup hutang lancar
  Rumus Current Ratio = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar
  Contoh Soal :
  Dari Neraca suatu perusahaan diketahui
  - Kas Rp 25.000.000,-
  - Piutang Dagang Rp 75.000.000,-
  - BArang dagangan Rp 200.000.000,-
  - Jumlah Hutang Dagang,wesel,bunga dan pajak nya Rp 255.000.000,-
 Hitunglah Current Ratio nya

Jawab :
Aktiva Lancar = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 =  Rp 300.000.000
Hutang Lancar = Rp 255.000.000,-
Current Ratio =      Aktiva Lancar                        300.000.000 
                           -----------------  x 100 % =   -----------------  x 100 %  
                            Hutang Lancar                         255.000.000
                        = 117.65 %                 
                        = 118 % ( dibulatkan )
                        = 1.18 x
( artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1.18 aktiva lancar )
  • Acid / Quick Ratio , yaitu perbandingan antara jumlah kas, efek dan piutang dengan hutang lancar.Perusahaan bisa dikatakan Quick jika rasio nya 1:1
Rumus Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan
                                      --------------------------------
                                           Kewajiban Lancar

Contoh soal :
Dari Neraca suatu perusahaan diketahui   - Kas Rp 25.000.000,-
  - Piutang Dagang Rp 75.000.000,-
  - BArang dagangan Rp 200.000.000,-
  - Jumlah Hutang Dagang,wesel,bunga dan pajak nya Rp 255.000.000,-
 Hitunglah Quick Ratio nya

Jawab :
Aktiva Lancar = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 =  Rp 300.000.000
Persediaan adalah barang dagangan yang tersedia untuk dijual = Rp 200.000.000,-
Hutang Lancar = Rp 255.000.000,-
Quick Ratio     =           Aktiva Lancar - Persediaan                          
                              -----------------------------------  x 100 % 
                                             Hutang Lancar                               
                                     300.000.000  - 200.000.000                    
                        =     -----------------------------------  x 100 %
                                             255.000.000
                        = 39.22 %
                        = 0.39 x

( artinya Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva perusahaan  adalah setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 0.39 aktiva lancar yang likuid atau dalam bentuk uang bukan persediaan barang dagangan )

2. Solvabilitas Perusahaan

Solvabilitas Perusahaan itu gunanya untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya jika perusahaan tersebut dilikuidasi.
Suatu perusahaan dikatakan Solvabel jika perusahaan itu mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya , baik yang jangka panjang maupun jangka pendek.
Bagaimana jika perusahaan tidak mempunyai cukup aktiva untuk membayar segala hutangnya ? maka perusahaan tersebut dikatakan insolvabel.

Rumus Rasio Solvabilitas :
a. Rasio Modal dengan Aktiva   =   Modal Sendiri
                                                 -----------------
                                                   Total Aktiva

b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap =       Modal Sendiri
                                                                 -----------------                                                                                                 Aktiva Tetap

c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang   =   Aktiva Tetap
                                                                                      ---------------
                                                                                    Hutang Jangka Panjang

Contoh :
Dari Neraca Perusahaan HASAN234 diketahui
- Saham Rp 420.000.000
- Laba ditahan Rp 145.000.000
- Kas Rp 25.000.000
- Piutang Dagang Rp 75.000.000
- Barang dagangan Rp 200.000.000
- Mesin Rp 250.000.000
- BAngunan Rp 350.000.000
- Tanah Rp 100.000.000
-Obligasi Rp 180.000.000

Hitunglah Solvabilitas Perusahaan dengan
a. Rasio Modal dengan Aktiva
b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap
c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang

Jawab 

a. Rasio Modal dengan Aktiva   =   Modal Sendiri
                                                -----------------
                                                   Total Aktiva
                                                 =    420.000.000 + 145.000.000
                                                     ------------------------------------------
                                                     25jt + 75jt + 200jt +250jt +350jt +100jt
                                                 =   565.000.000
                                                     ---------------
                                                      1.000.000.000
                                                 = 56.5 %
                                                 = 0.565 x


Artinya  Setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp 0.565 modal sendiri,
sedangkan Rp 0.435 dari pinjaman


b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap =       Modal Sendiri
                                                                -----------------
                                                                  Aktiva Tetap
                                                                                                                  
                                                         =       420.000.000 + 145.000.000          
                                                                --------------------------------                                                 
                                                                               250jt +350jt +100jt

                                                         =     565.000.000
                                                                ---------------
                                                               1.000.000.000
                                                         =     80.71  %
                                                         =     0.81 x


Artinya  aktiva tetap dibiayai dengan  80.71 % modal sendiri,


c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang   =   Aktiva Tetap
                                                                                        ---------------
                                                                                         Hutang Jangka Panjang
                                                                                      
                                                                                    =  250jt + 350jt + 100jt
                                                                                        -----------------------
                                                                                                  180jt                                                        

                                                                                    =     700.000.000
                                                                                          ---------------
                                                                                           180.000.000
                                                                                    =     388.89  %

Artinya Kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang dengan jaminan aktiva aktiva tetap sebesar 388.89%

3. Rentabilitas Perusahaan

Apa yang dimaksud dengan Rentabilitas perusahaan ?  adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Ada beberapa macam perhitungan dalam Rentabilitas Usaha
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktivitas =  Laba Usaha / Total Aktiva
b. Perputaran total Aktiva = Penjualan / total Aktiva
c. Gross Margin Ratio = Laba Kotor / Penjualan
d. Net MArgin Ratio = Laba Bersih / Penjualan
e. Operating Margin Ratio = Laba Usaha / Penjualan
f. Rentabilitas Modal sendiri = Laba Bersih / Modal sendiri

Contoh Soal ,
Dari Neraca Perusahaan HASAN234 diketahui
- Saham Rp 420.000.000
- Laba ditahan Rp 145.000.000
- Kas Rp 25.000.000
- Piutang Dagang Rp 75.000.000
- Barang dagangan Rp 200.000.000
- Mesin Rp 250.000.000
- BAngunan Rp 350.000.000
- Tanah Rp 100.000.000
- Laba Usaha Rp 300.000.000
- Penjualan Rp 2.000.000.000
- Harga Pokok Penjualan Rp 1.000.000.000
- Laba Bersih Rp 146.000.000
Hitunglah :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktivitas
b. Perputaran total Aktiva
c. Gross Margin Ratio
d. Net MArgin Ratio
e. Operating Margin Ratio
f. Rentabilitas Modal sendiri

Jawab :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktivitas =  Laba Usaha / Total Aktiva
                                                                   =  300.000 / 1.000.000.000
                                                                   = 30 %
                                                                   = 0.3 x
    Artinya : Setiap Rp 1 Total Aktiva , menghasilkan Laba Usaha sebesar Rp 0.3

b. Perputaran total Aktiva = Penjualan / total Aktiva
                                        = 2.000.000.000 /1.000.000.000
                                        = 2x
    ( artinya Total Aktiva telah digunakan untuk meningkatkan  penjualan efisiensi sebesar 2x )

c. Gross Margin Ratio =  Laba Kotor / Penjualan
                                   =  (2.000.000.000-1.000.000.000) / 2.000.000.000
                                   = 1.000.000.000 / 2.000.000.000
                                   =  50%
    Artinya Perusahaan dapat mencapai laba kotor 50% dari penjualannya

d. Net MArgin Ratio = Laba Bersih / Penjualan
                                =  146.000.000 / 2.000.000.000
                                =. 7.3 % = 0.07
    Artinya Rp 1 penjualan meenghasilkan Laba bersih sebanyak Rp 0.07

e. Operating Margin Ratio = Laba Usaha / Penjualan
                                        =  300.000.000 / 2.000.000.000
                                        = 1.5 % = 0.15
   Artinya Setiap Rp 1 penjualan menghasilkan Rp 0.15

f. Rentabilitas Modal sendiri = Laba Bersih / Modal sendiri
                                           = 146.000.000 / 565.000.000
                                           = 25.84 %
                                           = 0.2584
   Artinya Rp 1 modal sendiri menghasilkan laba bersih Rp 0.2584





DAFTAR PUSTAKA

- See more at: http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-solvabilitas.html#sthash.MJ1ywc98.dpuf

- Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

-Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 

-Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Diposkan oleh Nadira Nasyiffa di 10.37